Siakap Keli

Langit Indonesia Gelap 3 Hari, Gegar Hingga Ke Australia, Ini Sejarah ‘Ibu’ Krakatau Letusan 1883 10 Ribu Lebih Dahsyat Dari Bom Hiroshima

Badai tsunami yang melanda Banten pada Sabtu lalu telah mengorbankan beratus nyawa penduduk tempatan yang masing-masing tidak menjangkakan ombak tinggi itu adalah tsunami yang datang dalam sekelip mata.

Ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Widjo Kongko dalam pada itu telah merumuskan bahawa kedatangan gelombang tinggi tsunami tersebut disebabkan oleh letusan gunung berapi Anak Krakatau yang menggegarkan kawasan setempat beberapa ketika sebelum itu.

“Kemungkinan besar terjadi flank failure akibat aktiviti Anak Krakatau petang tadi dan akhirnya menimbulkan tsunami,” katanya.

“Umum maklum, Gungung Anak Krakatau memiliki sejarah yang tak pernah boleh diabaikan.  Tak ada ‘anak’ bila tidak ada ‘ibunya’.”

Dimanakah sosok Ibu Krakatau? Mengapa kini hanya ada Gunung Anak Krakatau?  Semuanya bermula dari letusan Gunung Krakatau pada Ogos, 1983.

Ia adalah antara salah satu letusan gunung berapi paling mematikan dalam sejarah moden Indonesia.  Waktu itu, si Ibu Krakatau telah menggemparkan dunia dengan isinya sehingga menyaksikan seramai 36,000 penduduk terkorban akibat daripada letusan merapi tersebut.

via GIPHY

Rata-rata mangsa terkorban disebabkan oleh luka panas dari ledakan dan menjadi korban tsunami.

Setelah insiden tsunami, gunung berapi runtuh menjadi kaldera (kawah) di bawah permukaan laut.  Sebelum letusan bersejarah itu berlaku, pulau tersebut mempunyai 3 puncak gunung berapi: Perboewatan, yang paling utara dan paling aktif; Danan di tengah; dan yang terbesar, Rakata, membentuk ujung selatan pulau.

Krakatau dan dua pulau terdekat adalah sisa-sisa letusan besar sebelumnya yang meninggalkan kaldera bawah laut.  Pada jam 12.53, 26 Ogos 1883, ledakan awal mengirimkan awam dan debu sekitar 24km ke udara di atas Perboewatan.

Pada pagi tanggal 27, 4 ledakan dahsyat terdengar hingga ke Perth, Australia sekitar 4.500km, menenggelamkan Perboewatan dan Danan ke bawah laut.

Air laut mendidih panas mencipta wap paling panas yang membawa aliran piroklastik sehingga 40km dengan kepantasan melebihi 99km/jam.  Letusan dipercayai memiliki kekuatan ledakan 200 megaton TNT.

Bom yang menghancurkan Hiroshima memiliki kekuatan 20 kiloton, jadi ia hampir sepuluh ribu kali ganda lebih eksplosif.

Pecahan batu vulkanik dan gas panas membuatkan ramai nyawa terkorban sehingga di Jawa Barat dan Sumatera.  Ledakan itu melontarkan sekitar 11km debu ke atmosfera, langit gelap sehingga 442km dari gunung berapi.

via GIPHY

Di sekitar kawasan setempat, matahari tidak terlihat selama 3 hari.  Dalam beberapa minggu, hujung kerucut muncul di atas permukaan laut.  Dalam waktu setahun, ia tumbuh menjadi pulau kecil yang diberi nama Anak Krakatau.

Anak Krakatau terus meletus secara berkala, meskipun letusan kecil, ini cukup berbahaya untuk pulau-pulau sekitarnya.

Letusan gunung Anak Krakatau (erupsi letusan) terakhir adalah pada tanggal 31 Mac 2014.

Sumber: Intisari

Nur Farra