Keperibadian diri melalui perilaku dan tingkah laku yang baik tidak mengira bangsa dan agama. Tanpa sedar, nilai murni yang diterapkan dalam diri ini secara tidak langsung mampu menjadi contoh kepada orang lain atau mengajak orang melakukan kebaikan.
Seperti perkongsian oleh Natipah Abu, sukarelawan yang aktif membantu masyarakat ini yang mungkin boleh membuka mata semua. Pertemuannya dengan seorang gadis dari German ketika dalam Misi Sentuhan Anak Bajau Laut Sabah baru-baru ini mengubah pandangan gadis itu. Ikuti penceritaanya seperti di bawah.
DAKWAH ITU LUAS ….
Dia satu-satu pelancong asing di chalet kami. Dia selalu memerhatikan kami dari jauh . Ketika kami hendak berangkat dengan bot menuju ke sampan Bajau Laut , dia ada di jeti. Tersenyum memandang kami …
”Would you like to come and join us distribute goodies for the kids?”
Spontan saja Kak Pah menyapa dia. Niat di hati, hendak sangat dia bersama kami.. biar dia meliihat keindahan budaya kita .
”Owhhh. .. yes I do! Thank you… but I don’t have anything for them…”
”It’s okay .. just come and join us!”
Dia pun bersama-sama kami mengagihkan sumbangan. Sesekali dia tertawa riang melihat gelagat lucu anak-anak Bajau Laut yang menari-nari menyambut pemberian kami.
Adakalanya pula.. wajah dia kelihatan sayu apabila ada senario sedih yang singgah di pandangan. Ketika bot melucur laju menuju jeti setelah sumbangan selesai diagihka .. dia kelihatan termenung jauh..
”Are you okay?”
”All of you are such an inspiration.. This is my first time doing something like this and it felt great.. I will surely do this more when im back home at my country.”
Alhamdulillah.. biarlah terpahat dalam ingatannya, pernah di satu ketika dalam hidupnya.. beberapa orang wanita Islam telah mengajar dia tentang indahnya budaya memberi.
Yang pasti .. tangan kami berpaut erat ketika berjabat salam saat perpisahan tiba. Hope to see you again …. a beautiful lady from Germany !
Sumber : Natipah Abu
