Siakap Keli
Gambar:kokomerah

Hidap Penyakit Kulit Nipis, Lelaki Kongsi ‘Derita’ Sering Dipandang Negatif Kerana Keadaan Kulit Berbeza

Tiada apa yang sempurna di dalam dunia ini, setiap orang pastinya akan diuji dengan pelbagai dugaan sejak dari kecil lagi.

Keadaan ini dialami oleh seorang lelaki dari Indonesia yang diuji dengan masalah ichthyosis yang memperlihatkan kulitnya menjadi lebih nipis.

Menurut perkongsian di Instagram Manaberita, lelaki yang dikenali sebagai Richardson Chanlie itu juga mempunyai kulit yang berwarna kemerahan sehingga dirinya digelar sebagai ‘Koko Merah’.

Sering memuatnaik video mengenai ichthyosis di laman Instagram miliknya dengan nama akaun kokomerah, Richardson sudah tentu sentiasa menjadi perhatian umum kerana kulitnya yang jelas berbeza dengan orang di sekeliling.

Keadaan kulitnya itu juga pernah membuatkan dia susah untuk mendapatkan pekerjaan termasuk di sebuah bank.

“Ibu bapa saya sudah beritahu bahawa saya tidak akan dapat bekerja di sana kerana bank biasanya melihat kepada penampilan. Tapi saya cuba juga untuk memohon dan ternyata saya benar-benar tidak diterima,” katanya.

Tidak cuma itu, dia juga terpaksa menghadapi stigma negatif semasa bersekolah yang memperlihatkannya sukar untuk diterima masuk di sekolah biasa.

“Ibu bapa saya pada ketika itu berusaha untuk menjelaskan kepada pihak terbabiy bahawa hanya kulit saya yang berbeza. dari otak dan lain-lainnya semuanya masih normal dan akhirnya diterima,” ujarnya lagi.

Pun begitu, Richardson kini telah berjaya menjadi seorang arkitek dan sentiasa positif dengan memuatnaik video mengenai masalah kulitnya itu di Instagram dan TikTok.

View this post on Instagram

Pria ini Bagikan Kisah "Kulit Merahnya" di Media Sosial . Terlahir dengan ichthyosis membuat Richardson Chanlie (28) memiliki kulit yang lebih tipis dibanding kulit orang pada umumnya. Selain tipis, kulitnya pun cenderung berwarna kemerahan, itu sebabnya ia memiliki nama panggilan “Koko Merah”. Dengan akun Instagram @kokomerah . Ichthyosis yang disandang membuat pria asal Medan ini tak jarang mendapat tanggapan negatif dari orang lain. . “Sering sih dari dulu zaman sekolah cuman semakin terbiasa dengan hal itu ya aku anggap gak heran,” ujar Koko Merah. . Keadaan kulit yang berbeda membuatnya sempat kesulitan mendapat pekerjaan. Sebelumnya, ia sempat melamar ke bank namun tidak diterima. . “Orangtua udah bilang duluan bahwa aku gak bakal bisa kerja di bank karena biasanya bank melihat penampilan. Tapi saya coba masukin lamaran, ternyata benar gak diterima.” . Terlepas dari itu, kini ia berhasil menjadi seorang arsitek dan aktif di media kuliner Nom Nom Medan. . Tak hanya di dunia kerja, di dunia pendidikan pun Koko Merah sempat mendapat stigma negatif yang akhirnya cukup menyulitkannya untuk masuk sekolah umum. . “Saya sekolah umum, sempat ada penolakan juga, katanya anak seperti saya harus sekolah di sekolah khusus seperti SLB.” . Mendengar penolakan tersebut, orangtuanya mencoba menjelaskan dan terus berusaha agar anak mereka dapat diterima di sekolah umum. Pasalnya, disabilitas yang disandang hanya memengaruhi kulit, bukan disabilitas intelektual. . “Orangtua berjuang terus, menjelaskan bahwa saya bedanya di kulit doang, dari otak dan lain-lain semuanya masih normal dan akhirnya diterima.” . Di lingkungan sekolah pun ia tak jarang mendapat cemoohan dari teman sebaya. Menurutnya, hal tersebut mungkin disebabkan mereka tidak biasa melihat orang dengan ichthyosis. Namun, teman sekelasnya yang tiap hari bertemu lama kelamaan terbiasa dengan kondisinya. . “Aku selalu ambil positif, kalau dulu mungkin aku ingin marah tapi semakin dewasa kurasa itu jadi motivasi aja buat saya, jadi menerima bahwa yang harus saya lewati seperti ini, ambil positifnya saja.”

A post shared by MANAberita (@manaberita) on

Sumber: Manaberita

Sofea

There's always another side to every story

syafiq halim

Top Fan Sepanjang Masa